Dari kemarin postingannya soal makanan terus sih Jul? Iya, soalnya aku sedang merindukan makanan pada jam-jam seperti ini ^^.
Nggak kok, kebetulan aja makanan menjadi sumber inspirasi buat bikin postingan (halaaaah lagu lu Jul!). Bener koq, ini kan ceritanya kepingin ikutan giveaway setelah sekian lama tenggelam dalam dunia tanpa postingan yang diadain di blognya Pungky. Pada tau nggak Pungky itu siapa? itu lho yang vokalisnya Ratu dulu itu. Itu Pinkan kaleeee.
Ya udah gak usah manjang-manjangin deh, yang penting fokus mau ikutan giveaway *benerin rok*.
Pungky bikin giveaway dengan judul Kado Terindah yang pernah kamu terima.
Udah tiga puluh tujuh tahun hidup di dunia dan udah begitu banyak kado yang indah yang aku terima selama ulang tahun dan apapun itu perayaan yang ada, tentunya kado terindah yang pernah aku terima adalah anakku dari Tuhan juga cinta dari Aa.
Tapi dari semua kado yang pernah aku terima ada 1 yang sangat berkesan dan selalunya bikin terharu setiap kali ingat bahkan masih suka mewek.
Ceritanya tahun 2008 ibuku meninggalkan kami semua bulan April berdekatan dengan hari ulang tahunku. Trus suasana dukanya memang berasa banget karena kami semua anak-anaknya sangat dekat dengan kedua orang tua.
Sekitar akhir tahun tibalah hari raya iedul Adha, karena aku merantau ke Jakarta biasanya alm ibuku selalu mengirimkan rendang buatannya ke aku melalui ekspedisi. Tapi aku sadar tahun itu aku nggak mungkin dapat kiriman rendang karena beliau sudah tiada meskipun kakak-kakakku bisa dipastikan akan kirim juga.
Namun pada hari kelima iedul Adha ada kiriman paket makanan dari Medan, dan taraaa isinya RENDANG!.
Aku buka bungkusannya dan periksa, rendangnya kali ini agak berbeda dari yang biasa almarhum ibuku kirim. Bumbunya kelihatan terlalu kering dan setelah kupanaskan (supaya nggak basi), dagingnya terasa lebih alot. Aku sempat mikir sih apa mungkin yang masak kak Dewi tapi biasanya dia lumayan pintar masak.
Begitu selesai Magrib aku menelpon ke Medan, jaman dulu itu belum ada whatsapp messenger dan blackberry messenger jadi nelpon itu lebih enak karena gak capek ngetik ^^. Begitu angkat telpon ternyata kakakku yang bicara dan menanyakan apakah rendangnya sudah tiba. Aku jawab iya. Lalu kakakku bilang “Mungkin itu agak kurang santannya karena Abak kan belum pernah masak rendang baru sekali ini,” katanya.
Aku kaget banget dengar penjelasan kakakku karena dia bilang ayahku itu ngotot pengen masakin rendang buat dikirimkan ke aku supaya aku tetap bisa makan rendang. Setelah menitipkan pesan akan menelpon beliau lagi (saat itu ayahku sedang keluar rumah) akupun menutup telpon lalu bergegas menghampiri rendang kiriman itu.
Air mata mengalir begitu saja saat mengunyah rendang itu karena ingat akan almarhum ibuku dan terharu dengan apa yang sudah dibuat ayahku.
Kado rendang buatan beliau itu menjadi kado terakhir buatku karena 4 bulan setelah itu ayahku pun menyusul almarhum ibu.
Semoga kalian berdua damai di sisi Allah SWT.