Aku tak bisa menulis

maka cukup gambargambar saja

wanita-wanita super
Bunda Lily, budhe ipungnya Pakdhe, mba elinda.

foto lengkap kopdar di riung Sunda Cikini

terima kasih Pakdhe dan budhe sayang, Kang Guskar, Bunda Lily, Papah Nh, Iyha dan Nakho, mba elinda, Mas Isro dan istri, kang Vyan, mba nunik, usagi dan Mamoru (:p)
untuk kehangatan persahabatan yang nyata.

note:
paling berkesan dengan bunda lily yang cantik itu
duhhh jadi tambah ngefans 🙂

Soerabaia

kali ini aku ingin menceritakan sebuah perjalanan yang sungguh berkesan.

perusahaan tempat aku bekerja dengan brand yang berada di bawah departemen yang aku pegang expand ke kota surabaya.
pada mulanya aku tak terlalu excite untuk berkunjung ke sana karena ini adalah pertama kalinya dan sudah direncanakan sejak dua bulan yang lalu. tetapi aku berniat ingin bertemu beberapa teman blogger yang telah cukup kukenal di dunia maya dan bahkan salah seorang dari mereka pernah bertemu sebelumnya di jakarta.

mulanya aku hanya menghubungi pakdhe cholik, sang sesepuh blogger yang dikenal ramah dan sering memberi hadiah dalam setiap gelar acara di blogcampnya. dengan maksud bersilaturahmi sekalian ingin mengenal budhe juga aku ingin memberikan hadiah ulang tahun langsung kepada beliau yang baru saja berulang tahun.

namun dengan pertimbangan ingin pula bertemu sahabat blogger lainnya maka aku mengajak beberapa blogger lainnya. fajarokto, yuniarinukti, inge dan kang yayat yang belakangan baru ngeh kalo beliau ada di surabaya pula.

sebenarnya aku memiliki seorang paklik di sana, beliau adalah adik alm ayahku yang baru saja kehilangan istri tercintanya, memiliki seorang anak perempuan dan 4 orang cucu yang tentunya semua adalah keponakanku. pada detik-detik terakhir kepergianku tepatnya ketika pesawat akan boarding aku menghubungi omku itu.
lama tak mendapat balasan aku hampir putus asa merasa tak diterima, akhirnya siang hari omku membalas dengan harapan aku bisa bersama keluarganya bermalam.

setelah meeting di jl mayjend sungkono dan cukup panjang berkeliling surabaya dengan sopir yang tak paham jalanan, akhirnya jam 6 bosku beserta sopir mengantarkanku ke plaza surabaya tempat pakdhe mengundangku untuk hadir di sana.
aku tak terlalu pandai menceritakan dengan detail namun kebahagiaan bertemu dan bersentuhan dengan mereka tak dapat kukatakan. sambutan yang begitu wellcome seolah kami adalah sahabat lama yang sekian waktu tak berjumpa.

pakdhe, kang yayat, aku dan inge

malamnya omku bersama istrinya yang baru menjemputku ketika aku masih bersenangsenang tertawa bersama pakdhe dan kawankawan. mereka langsung membawaku ke sebuah rumah besar di jl dukuh pakis VI, meletakkan tasku di sebuah kamar yang besar lengkap dengan televisi, leptop, dan baju ganti serta handuk. sempat bingung karena sudah lama tak bertemu om dan baru kenalan dengan istri barunya.

karena capek aku dianjurkan untuk segera mandi dan tidur.

besoknya aku harus kembali ke jkt dengan penerbangan jam 15.00 wib, sejak pagi sambil melakukan aktivitas aku mengobrol dengan tanteku yang baru yang usianya lebih muda 21 tahun dari omku (hehe ternyata pakdhe bener), setelah mengobrol itu aku baru tau bahwa omku adalah Dekan di Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan di univ Hang Tuah dan tanteku itu adalah dosen di ilmu perikanan.

Kami bertiga menyempatkan diri ke kampus hang tuah dan di sana aku sempat memotret beberapa replika boat dan kapal layar serta ikan yang sudah kering tapi karena kameraku habis batre jadi aku motretnya pake hape soner tercintaku, dan ternyata kabel datanya entah dimana pulak kusimpan. padahal foto kapalnya keren banget lhoooooooooooooo.

ketika waktu berpisah hampir tiba, aku sangat terharu karena tak menyangka bisa bertemu keluargaku, dan sahabat-sahabat yang selama ini hanya bersentuhan di layar persegi empat.

see you all next month. 😀

special thanks to pakdhe dan budhe ipung

berkunjung ke rumah pakdhe

pada hari itu siang sungguh terik, aku harus mengantarkan beberapa surat ke rumah bundo perayuku yang cantik, berharap bisa bertemu dan minum segelas teh manis dingin. namun, ketika tiba di depan pintu kayunya, aku dapati rumah itu tak berpenghuni apakah bundo masih ada di puskesmas?

malas mengirim esemes, kulayangkan pandang sedikit ke seberang, ada sebuah rumah bercat putih dengan lantai keramik berwarna biru muda. di bagian depan teras tertata kursikursi kayu berwarna coklat dengan meja kecil bulat di depannya. kulihat seorang lakilaki gagah sedang asik mengobrol dan bercanda bersama perempuan cantik sebayanya. oh itu seperti pakdhe saja rasanya.

maka dengan serta merta kulayangkan kakiku menuju ke rumah putih itu, di sebelah kanan dinding rumah bagian depan tercetak katakata BHIRAWA, hmm sebuah rumah memang harusnya memiliki nama.

“dari mana kamu nduk” kata pakdhe
“dari rumah bundo, pakdhe” sahutku
“ayo sini duduk, mau minum apa?” sahut pakdhe ramah
“yang dingin aja pakdhe” jawabku dengan cengiran

tak lama segelas sirop berwarna merah tersedia, aku dibiarkan pakdhe melihat lihat isi rumahnya, dan seketika aku terpaku pada tumpukan bacaan di ruang tengah. bermacammacam yang bisa kubuka, ada bacaan tentang ketopraknya kang guskar, jurus meningkatkan page rank, bahkan tentang ngobrol ngalor ngidul, begitu banyak bacaan yang mampu memaku pandangku.

setelah puas membaca aku malah boleh menorehkan pena di sebuah buku tamu khusus yang disediakan pakdhe, dan setelah agak lama aku pamit. tak sulit menemukan rumah ini kembali karena tempatnya begitu mudah diraih.

pasti aku akan sering berkunjung ke sini.

artikel ini dipersembahkan untuk pakdheku pada acara Jambore on the Blog