Atheisme

belakangan (dari dulu juga sih tapi kalo dulu tentang organisasi) aku sering sekali berdebat dengan salah satu temanku (yang agak sedikit mesra dulunya) di facebook. Statusstatus kami berdua lebih banyak bertolak belakang tentang ketuhanan dan spiritualitas.

Ia saat ini telah mengklaim dirinya pengikut atheisme. aku tak tau definisi formal dari atheisme (malas gugling) yang pasti secara umum penganutnya adalah orang yang tak mengakui keberadaan Tuhan.

Dulu, aku pernah mempertanyakan keberadaan Beliau saat aku sedang dalam masa kritis (mahasiswa), aku meragukan adanya hari kiamat, meragukan adanya takdir, meragukan adanya Zat Maha itu. Dalam keraguan itu aku mencoba mencari literatur, dan entah kenapa sejak esempe teman2 diskusiku lebih banyak beragama non muslim. Saat itu aku menemukan seorang teman yang pas, bernama philip dia seorang Katolik.

Saat kami berada dalam keraguan itu kami menyimpulkan sementara bahwa agama yang kami anut adalah agama keturunan, dan lalu kami mencari sumbersumber untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Dia mencari literatur dari gereja dan aku mencari literatur sendiri di tokobuku.
Akhirnya kutemukan sebuah buku dengan judul PARA PENCARI TUHAN (lupa pengarangnya). Saat membaca buku itu aku terlibat konflik dengan ayahku yang takut aku berpaling dari Tuhan. Dari awal aku menghanyutkan diri untuk terbawa penuh ke dalam isi buku itu untuk mendapatkan pemahaman maksimal, selama 2 bulan pencarian itu di tengah pembacaan aku sempat begitu yakin bahwa Tuhan itu tak ada, kucoba beberapa eksperimen kehidupan, kemanusiaan yang real. Dan sampailah aku pada kenyataan bahwa Tuhan itu memang ada, sampai Ia begitu dekatnya sebagaimana nafas kita.

Kejadian itu sudah sangat lama berlalu, 10 tahun yang lalu, waktu menempaku menjadi seseorang yang pernah hidup dengan kecukupan materi dan pernah pula berada pada titik terendah ketika aku tak punya materi apapun sama sekali, juga pada kehilangan yang membuat lubang hitam besar tak kasat mata di dadaku.

Bagiku tak ada hal yang lebih merugikan di dunia ini daripada kekosongan jiwa tanpa Tuhan. Karena dengan adanya Dia, tak ada sesuatupun yang menakutkan di dunia dan kehidupan ini.

Ketika Tuhan punya account Facebook

Ia akan memerintahkan salah satu malaikatnya untuk menjadi admin pada awalnya. Saat ingin mengisi profile picture Tuhan tak bingung karena sebuah profile picture tak harus foto sang pemilik account. Malah Ia bergabung di group “Ganti Foto Profilmu Setiap Hari” yang dicreate oleh Julie.

Malaikat sang admin kadangkala meletakkan foto dedaunan, atau awan, terik matahari, tetesan hujan. Apa saja sesuai seleranya.

Ketika account itu dipublish, Ia tak perlu meng-add friend karena otomatis seluruh pengguna facebooklah yang meng-add Tuhan ke dalam friend listnya sampai kuotanya habis. Wall terisi penuh dengan segala bentuk permohonan dan keluhan, tak jarang ada pula panjatan rasa syukur dan terima kasih. Belum lagi isi inbox yang bisa lebih panjang dan pribadi sifatnya.

Lama kelamaan malaikat admin merasa kewalahan karena harus mengkomen tiap postingan di wall Tuhan, sang malaikat admin pun mengajukan kepada Tuhan untuk menambah satu admin lagi yang membantunya.

Setelah ada dua admin, beberapa friend mengajukan protes karena masih banyak sanak saudara dan handai taulan mereka yang belum terdaftar di friendlist Tuhan. Maka Ia membuat account Tuhan2, dengan dua malaikat admin pula sebagai back-up.

Akan tetapi, manusia-manusia yang dari dulunya memang tak pernah puas, semakin banyak saja permintaan dan usulannya, belum lagi setan yang terkadang senang membuat fake account untuk memata-matai tiap kegiatan manusia di wall Tuhan.

Melihat kekacauan yang ditimbulkan karena account facebooknya, Tuhan merasa sedih. Dari 1000 postingan dan message yang masuk, hanya 10% berisi ucapan syukur dan selebihnya adalah complain, permohonan dan keluhan. Tuhan akhirnya memutuskan untuk menutup semua account facebooknya.

Dan aku pun terbangun.