Ketika Tuhan punya account Facebook

Ia akan memerintahkan salah satu malaikatnya untuk menjadi admin pada awalnya. Saat ingin mengisi profile picture Tuhan tak bingung karena sebuah profile picture tak harus foto sang pemilik account. Malah Ia bergabung di group “Ganti Foto Profilmu Setiap Hari” yang dicreate oleh Julie.

Malaikat sang admin kadangkala meletakkan foto dedaunan, atau awan, terik matahari, tetesan hujan. Apa saja sesuai seleranya.

Ketika account itu dipublish, Ia tak perlu meng-add friend karena otomatis seluruh pengguna facebooklah yang meng-add Tuhan ke dalam friend listnya sampai kuotanya habis. Wall terisi penuh dengan segala bentuk permohonan dan keluhan, tak jarang ada pula panjatan rasa syukur dan terima kasih. Belum lagi isi inbox yang bisa lebih panjang dan pribadi sifatnya.

Lama kelamaan malaikat admin merasa kewalahan karena harus mengkomen tiap postingan di wall Tuhan, sang malaikat admin pun mengajukan kepada Tuhan untuk menambah satu admin lagi yang membantunya.

Setelah ada dua admin, beberapa friend mengajukan protes karena masih banyak sanak saudara dan handai taulan mereka yang belum terdaftar di friendlist Tuhan. Maka Ia membuat account Tuhan2, dengan dua malaikat admin pula sebagai back-up.

Akan tetapi, manusia-manusia yang dari dulunya memang tak pernah puas, semakin banyak saja permintaan dan usulannya, belum lagi setan yang terkadang senang membuat fake account untuk memata-matai tiap kegiatan manusia di wall Tuhan.

Melihat kekacauan yang ditimbulkan karena account facebooknya, Tuhan merasa sedih. Dari 1000 postingan dan message yang masuk, hanya 10% berisi ucapan syukur dan selebihnya adalah complain, permohonan dan keluhan. Tuhan akhirnya memutuskan untuk menutup semua account facebooknya.

Dan aku pun terbangun.

the journal *imajiner*

malaikat israfil tergesagesa menghampiri mikail yang sedang sibuk membersihkan sangkakalanya.
mikail tak pernah membiarkan benda kesayangannya itu tercemar setitik pun debu.
ia menolehkan kepala ketika israfil duduk tepat di sebelah kirinya tersenyum dengan sebuah bolpoin merah di tangannya

“sob, kamu udah punya ini?” tanya israfil
“bolpen ya punyalah” jawab mikail sambil terus menggosok sangkakalanya
“maksudku yg merk ini” unjuk israfil
mikail memegang bolpoin itu

ia melihat sebuah nama tertera di bagian atasnya, MALIQ dengan merk CROSS.

“wah, ada namanya” sahut mikail
“dimana belinya nih sob?” tanyanya lagi curious.
“katanya sih sama julie, bahkan kita bisa sekalian gravir nama di buku catatannya” sahut israfil antusias.
“wah keren, mau donk” mikail bersemangat
“yuk kita hubungi julie sekarang gw udah minta no hapenya sama maliq” sahut israfil sambil menggandeng lengan mikail.

*iklan* 😛