Empat puluh lima menit yang lalu itu rasa-rasanya aku hampir jatuh cinta. Hampir? Yah, hampir. Pertama, karena aku baru sekali bertemu lelaki itu. Maksudku Elang. Kedua, karena sepertinya Elang dan bu Irma itu ada apa-apanya. Bagaimana aku menyimpulkan begitu?
Setelah selesai meeting tadi bu Irma menyuruhku naik duluan lalu 5 menit kemudian beliau masuk ke ruangannya hanya untuk mengambil tas dan berpesan pada Yunita ia tidak akan kembali ke kantor.
Dan ketika kuintip ke bawah, ia ikut pergi mengiringi mobil Pajero Sport hitam yang dibawa Elang dan Rudi itu.
Astaga, kenapa aku jadi memikirkan mereka ya?
Bukannya memikirkan tugasku yang masih belum selesai. Padahal sekarang sudah hampir jam 5 sore. Aku juga harus pulang tepat waktu Karena hari ini ada pertemuan dengan teman-teman kampus. Katanya mau merampungkan ide untuk buat perpustakaan mini di kampungnya Iyan di Sukabumi.
Oke oke, sekarang kita lanjutkan lagi tugas dari si bos, tapi ada baiknya aku menyeduh kopi terlebih dahulu.
***
Aku menghempaskan diri di sisi Elang, setelah Rudi dengan sedikit berbasa-basi beranjak dari situ dan mengatakan harus segera pulang. Siapa yang tak tau hubungan antara aku dan ELang, meski belum terucap sepenuhnya, semua orang di kantor Elang telah melihat kedekatan kami beberapa bulan ini.
Elang tersenyum, matanya memaku di bola mataku. Dengan menatap matanya saja, hatiku terasa berdebar-debar. Sejak putus dengan Benny dua tahun yang lalu, baru ini aku merasa benar-benar jatuh cinta.
“Kamu memikirkan apa?”, tanyanya. Tangannya nyaris menyentuh wajahku membuat jantungku makin berlonjakan tak menentu.
Aku tersipu dan menggeleng saja.
“Yuk kita pesan makanan, kamu pasti lapar kan seharian kerja?” Elang mengangsurkan menu ke arahku. Sikapnya selalu seperti itu, lembut dan perhatian. Bagaimana mungkin aku tak jatuh hati?
“Kamu mau pesan apa?” tanyaku pelan.
“Kamu duluan donk, pasti pengen makan gado-gado lontong kan?” sahutnya menuduh dan tuduhan itu memang benar.
Ternyata kebiasaan kami keluar makan bersama belakangan ini tak membuat ia luput memperhatikan makanan kesukaanku. Aku tersenyum lagi.
“Kalau kamu pasti makan sate ayam kan?”, balasku mencoba menunjukkan perhatianku.
“Tepat sekali, Irma. Kamu memang perhatian banget sama aku”, sahutnya sambil menatap tajam mataku. Diperlakukan seperti itu aku selalu salah tingkah dan menunduk.
Elang tersenyum lagi dan melambaikan tangannya ke arah seorang gadis muda berseragam putih dan celemek hitam.
Aku mengambil kesempatan memperhatikan lekuk wajahnya dan membayangkan andai aku bisa menyentuh dagu dengan bekas cukuran itu setiap waktu kapanpun aku mau.
Malam itu aku lewatkan berdua dengan Elang sambil bercerita tentang rencana bisnisku dan beberapa film yang ingin kami tonton. Dan meski kami memiliki mobil masing-masing, Elang tetap mengiringi aku pulang sampai di depan gerbang rumahku.
Sebelum pulang, ia menyempatkan diri untuk turun dan berpamitan padaku. Aku mengucapkan terima kasih untuk makan malam dan kebaikannya mengantarku pulang.
Aku berharap perhatian ini tak akan berlangsung sebentar saja. Karena aku sangat yakin bahwa Elang pun memiliki perasaan yang sama padaku.
hmmmm..jadinya si Elang suka sama siapa kak?!
*baru mulai BW
hayoo tebak sapaaa 😛
Elang, namanya keren. pasti doyan makan ayam goreng nih.. 😀
Apa hubungannya Elang sama ayam goreng ya? Saya ga ngerti.
iya mungkin dia makan ayam mentah juga doyan :p
ayam kampung atau ayamnegeri?..:-)
Ahhh.. bersambung!! Ngobrak-abrik cari sambungannya..
hawa2nya Elang cuma permainkan Irma ney *ngarang*
Waduh, cinta segitiga nih Kak?
kenapa elang, jadi mirip nama burung………
aku menghayalkan kalau ELang itu ganteng, atletis,romantis 😀
bener ga kak?
kalau aku ngebayanginnya,elang itu lelaki banget,dengan mata yg tajam, alis tebal, dagu kokoh.. 😀
Haduh..sosok Elang ini kayaknya sempurna banget..:)
terus terus gimana mbak ..ayo cepetan diposting lagi..
wah elang namanya pasaran banget.
coba diganti Triunt.
Elang jangan nakal deh, jangan kasih harapan pada lebih dari satu cewek.
ntar kena karma lho 🙂
Triunt triunt, pedeh bangeth toh.. hehehee
yup, perasaan yang sama…perasaan yang lebih indah dari sekedar kata
jreng jreng jreng
😀
jadi…
bagaimanakah kelanjutan ceritanya?
apakah elang akan menyatakan cinta?
atau si aku yg bakal duluan nembak?
ataukah ibu Irma yang nembak?
atau semuanya tertembak… 😀
jadi penasaran 😀
bermula dari hal yang biasa, lama-laman bisa tumbuh perasaan yang luar biasa
Elang itu suka terbang, lho…
tak ada habisnya bicara tentang cinta … sebab cinta bukanlah sesuatu yang teramat sederhana
wah bukannya udah tau kalo elang ama bu irma ada apa2nya? kenapa masih nerusin hubungan ama elang?
Biasanya Elang suka lirak lirik mencari mangsa tuh 😛
Biasanya Elang suka lirak liri mencari mangsa 😛
wah elang…^^
ehem2 ciecie”” mainanya sama elang nie…
ati2 mba mata elang iru suka kemana2 loh hwhwhwhwh///
pis….
ehem2
Elang buat rebutan nggk sama bidadari
ehemm…
wah ada yang lagi kesengsem sama bekas cukuran di dagu nih
wah ceritanya keren, ntar elangnya dapat ayam… ha ha ha
Whuaaaa kok baru tau aku, ada kisah si Elang 😀
terus kelanjutannya ?:(
..
terinspirasi dari kisah nyata ya Mbak.. ^^
..
pemilik hati, seperti judul lagu armada…
wah, elang tipe cowok player nih…. 😛
Jiah.. ini bersambung lagi ya Kak?
Part 1 nya mana? wah.. ketinggalan dong aku…
Udah ketemu kak Part 1 nya, udah kubaca juga.. tapi kok jadi ga sabar baca lanjutannya? jangan lama-lama loh Kak, nanti tak bilangin Bu Irma Bintang Timur loh.. 😀
elang pasti romantis deh…pintar membuat cewe2 kelepek-kelepek…..ini bukannya ciri mas boy *catatan si boy tempo dulu*
hatinya punya siapa???hmm… *mikir
hmmm, elang suka ama siapa yak? :think:
Elangnya suka ma-kan kelinci hehehe
cerber lagi,ya mbak Julie?..mantap!
wah, suka nulis cerpen 😀
jadi elang tak suka sama aku ya kak ? *eh
maaf, mba, barusan baca 2 postingannya di blogdetik: lampu led dan menerbitkan buku secara indie.
mau kirim komentar gagal terus dihadang captcha… jadinya aku lari ke sini aja, hehe…
soal lampu led, rumahku belum terpasang listrik, jadi cuma bisa melongo aja *sambil ngayal kapan rumahku bisa terang-benderang*
soal menerbitkan buku: cerita di blogku bisa nggak ya diterbitkan jadi buku? nulisbuku.com bersedia?
soal cerber di atas: bagus sekali, mba, brasa banget getar cintanya.
wah keren mbak jul… 😀 cinta segitiga…
sifatnya kyk burung elang juga yaaa
pendiam tapi tajam dan menerkam
best regards
HAN
http://mhprihantoro.blogdetik.com/
hmm…Elang ? aku rindu tatapan mata elang, eh 🙂
Elang makan ayam? Dipatuk pakai paruhnya ya? 🙄
Kak.. lama banget sih updatenya, udah ga sabar nunggu lanjutannya nih…
apakah Elang sedang jalan-jalan ke Ragunan? lama kali pulangnya.. 😛
kak Jul itu sudah ada lanjutannya #sawarna 🙂
Elang ternyata… . idola 2 wanita. Atau akankah muncul beberapa tokoh wanita lagi dalam cerita ini.. 😀
jadi elang nya ga sekalian digoreng ???
*saking bingungnya sampe komen geje gini …
ngopi yok , mampir ke warung gue ^^
happy posting ^^
eeh ini elang yang ke berapa ya ?
baca lagi 😛
Elang? O.o
jadi penasaran dengan tokoh ‘elang’ itu~ 😉
ane jg gan, penasaran dengan elangnya